Pada
masyarakat jahiliyah Arab atau zaman penjajahan era Kartini, anak perempuan
dianggap makhluk kelas dua. Mereka bukanlah prioritas. Hak-haknya kerap
terabaikan. Jika bukan karena Islam, niscaya harkat dan derajat perempuan akan
terpuruk selamanya.
Di era
kapitalis-sekuler saat ini, perempuan pun semakin dihinakan. Sosoknya kerap
menjadi sumber fitnah karena begitu sulitnya kehidupan. Kemiskinan materi dan
moral, mendorong penjualan aurat dan daya tarik seksual kaum perempuan dianggap legal.
moral, mendorong penjualan aurat dan daya tarik seksual kaum perempuan dianggap legal.
Begitu
beratnya tantangan mendidik anak perempuan zaman sekarang, tak sedikit
masyarakat yang memilah-milah jenis kelamin ketika merencanakan kehamilan.
Bahkan memakai metode-metode khusus agar hanya menghasilkan anak laki-laki.
Pembatasan
kelahiran menambah parah. Karena tak mau banyak anak, jenis kelamin perempuan
dikorbankan. Padahal, apapun jenis kelaminnya, anak adalah amanah yang wajib
dijaga orangtuanya.
Lebih dari itu, ada nash dan hadis yang secara khusus menjelaskan tentang keutamaan anak perempuan dan ganjaran bagi orangtua yang memelihara dan mendidik mereka. Mengapa? Karena anak perempuan merupakan ujian bagi orang tua.
Fakta
kebanyakan bicara, bila tidak benar dalam mendidik dan mengarahkannya menjadi
pribadi shalihah, niscaya anak perempuan menjadi sumber fitnah orang tuanya.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Anak perempuan disebut sebagai
ibtilaa’ (ujian) karena umumnya manusia tidak menyukai mereka”.
Allah SWT
pun berfirman: “Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran)
anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia
menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang
disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan
ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah
buruknya apa yang mereka tetapkan itu“ (An Nahl:58).
Sementara
dalam hadits disebutkan, dari ‘Aisyah
ra, beliau berkata: “Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa
dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai
apapun kecuali satu buah kurma. Lalu aku berikan sebuah kurma tersebut
untuknya. Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk
diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya.
Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi SAW
datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi SAW bersabda,
“Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik
kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari
siksa api neraka” (H.R Muslim 2629)
Diriwayatkan
juga dari ‘Aisyah ra, beliau berkata: “Seorang wanita miskin datang kepadaku
dengan membawa dua anak perempuannya, lalu aku memberinya tiga buah kurma.
Kemudian dia memberi untuk anaknya masing-masing satu buah kurma, dan satu
kurma hendak dia masukkan ke mulutnya untuk dimakan sendiri. Namun kedua
anaknya meminta kurma tersebut. Maka si ibu pun membagi dua kurma yang semula
hendak dia makan untuk diberikan kepada kedua anaknya. Peristiwa itu membuatku
takjub sehingga aku ceritakan perbuatan wanita tadi kepada Rasulullah SAW. Maka
Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah menetapkan baginya surga dan
membebaskannya dari neraka” (H.R Muslim 2630)
Diriwayatkan
dari sahabat Anas bin Malik ra, dia berkata
bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengayomi dua anak
perempuan hingga dewasa maka ia akan datang pada hari kiamat bersamaku” (Anas
bin Malik berkata: Nabi menggabungkan jari-jari jemari beliau). (HR Muslim
2631)
Hadits-hadits
di atas menunjukkan keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberi
nafkah kepada mereka, serta bersabar dalam mengurus seluruh urusan mereka.
Orang tua wajib mengayomi anak perempuan dengan menunaikan hak-hak mereka
seperti makan, pakaian, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.
Terdapat
ganjaran yang besar bagi orang tua yang mengayomi anak perempuan mereka, berupa
nikmat surga, terhalangi dari siksa api neraka, dan kedekatan bersama Nabi SAW
di akhirat.
Demikianlah
Islam memuliakan anak perempuan dan memberi ganjaran khusus bagi orang tua yang
mau mengayomi anak-anak perempuan mereka.(kholda)
Oleh : Farid Ma'ruf
Sumber :
Tabloid MU edisi 103
http://baitijannati.wordpress.com/2013/05/07/faedah-mendidik-anak-perempuan/#more-919
Tidak ada komentar:
Posting Komentar