Wahai, Para Isteri, belajarlah
internet. Buatlah akun facebook. Add-lah suamimu. Add-lah semua teman suamimu.
Buatlah akun di twitter dan follow-lah twitter suamimu. Milikilah password
email suamimu. Jangan lupa sering2lah mengecek SMS di mobile phone-nya.
Terakhir, pindahkan semua duit di rekeningnya ke rekeningmu.
Woow segitunyakah? Sepertinya agak
berlebihan yah?! Yang ada suami malah stres. Jangan kuatir. Ada solusi jitu.
Nggak ribet dan insya Allah manjur. Agar suami tak pindah ke lain hati,
praktikkan tips-tips di bawah ini:
1. Mengajak suami mengaji.
1. Mengajak suami mengaji.
Jajakilah pemahaman suami. Apakah
suami memahami bahwa Islam agama yang benar? Apakah suami memahami Allah Maha
Melihat, Maha Mendengar, Lagi Maha Mengetahui? Apakah suami memahami bahwa
Allah menciptakan Malaikat Roqib dan Atid yang tak pernah lelah, tak pernah
lengah dan tak pernah tidur mencatat setiap amalan? Bila suami memahami ini
semua, nggak perlu repot2 memfollow-nya ke mana-mana. Orang yang takut kepada
Allah itu bisa dipercaya. Sebaliknya, kalau kepada Allah saja nggak takut,
kepada istri atau bapak mertua ya lewat aja deehhhh..
2. Mempertemankan suami dengan
orang-orang sholih.
Tentu saja akan sulit mencari orang2
sholih di mall-mall atau shopping centres. Orang sholih juga agak susah dicari
di forum2 ilmiah semacam universitas, seminar kebangsaan, temu ilmiah, dan
sejenisnya. Tapi orang2 sholih ini banyak didapatkan di forum2 pengajian. Maka
berusahalah mengajak suami ke forum2 pengajian.
Tutuplah kuping Anda dari suara2
minor semacam, “Udah ke Amerika, udah bertahun2 di Inggris, kok pengajian
melulu, sih, Mbak? Apa nggak bosen pengajian terus? Sekali2 melanconglah ke
Glasgow. Ke Holland. Ke Perancis. Ke Belgia, Ke Jerman. Jangan ke pengajian
melulu…”
Sabar. Insya Allah kesempatan
melancong akan tiba. Bahkan lebih berokah karena melancongnya bukan sekadar
membuang duit, tapi juga dalam rangka tholabul ‘ilmi (menuntut ilmu),
berdakwah, bersilaturahmi dan mempererat persaudaraan sesama muslim.
3. Pahami kaidah ma la yatimmu al
wajib illa bihi fahuwa wajib (sesuatu yang menjadi kesempurnaan yang wajib,
maka sesuatu itu menjadi wajib pula). Menjadi istri yang baik itu wajib. Tapi
definisi istri baik, sebagaimana istri cantik, ini relatif. Tidak absolut.
Berusahalah menjadi istri yang
terbaik menurut definisi suami. Bila suami visual person dan senang melihat
barang bagus, berdandanlah untuknya. Artinya Anda dulu dinikahi karena sholihah
dan cantik. Sekarang juga cantik, kalau mau berdandan. Kalau suami gemar makan
masakan lezat, belajarlah memasak. Taklukkan dirinya melalui dapur. Jika indera
pendengarannya sensitif, luangkan waktu untuk mendengarkan ceritanya. Atau
luangkan waktu untuk bercerita padanya. Atau temani dia nonton film atau
mendengarkan musik favoritnya. Dan demi Allah, jangan gampang2 ngomel terlebih
bila bersuara cempreng.
Bagaimana jika suami orangnya tactile
person, sangat aktif dan mobile? Gampang. Proaktiflah dalam kegiatannya. Tidak
harus ikut olahraga. Misal bawalah novel sementara dia jogging keliling
lapangan. Sesekali terlibatlah dalam beberes rumah. Dan sering2lah memeluk dan
menciumnya.
Malu? Lha, itu khan suami Anda
sendiri. Apa mau nunggu perempuan lain menawarkan untuk memeluknya?
4. Berdoa.
4a. Banyak-banyak mendoakan suami
sebanyak mendoakan anak-anak. Kita para istri tentu bukan orang yang sempurna.
Maka banyak-banyaklah mengingat kebaikan suami dan maafkanlah kekurangan2nya.
Doakanlah agar suami senantiasa dalam lindungan Allah.
“Tiada satupun yang lebih mulia bagi
Allah melainkan doa.” (HR. Tirmidzi). Lebih mantab lagi kalau doa dilafalkan di
waktu2 yg baik seperti ketika hujan turun (apalagi skrg musim hujan, khan),
setelah sholat, ketika sujud, di sepertiga akhir malam, di antara adzan dan
iqamah, dan seterusnya.
4b. Tetap meminta didoakan oleh
orang2 yang sholih. Dulu ketika kita menikah, pasti banyak menerima doa,
“Barokallahu lakum wa baroka ’alaikum wa jama’a bainakuma fi khoir…” Maka sekarang
setelah bertahun2 menikah, tetaplah minta didoakan.
5. Tetap Mengemban dakwah.
Dakwah adalah bukti tertinggi cinta
kita kepada Allah. Dengan menjadikan dakwah sebagai poros aktivitas, maka pasti
akan banyak mengingat dan berusaha keras untuk mendekat kepada Allah. Saya
tidak ingin memperdebatkan sahih tidaknya hadits ini. Cukuplah kalau bermanfaat
diamalkan saja.
Rasulullah Saww bersabda, “Allah SWT
berfirman, ‘Aku tergantung kepada sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku
bersamanya apabila dia mengingat-Ku. Jika dia mengingat-Ku di dalam hatinya
maka Aku mengingat dia di dalam hati-Ku; dan jika dia mengingat-Ku dalam suatu
majelis maka Aku mengingat dia di dalam majelis yang lebih baik dari mereka
(yaitu dalam majelis para malaikat yang ma’shum dan tanpa dosa). Jika dia
mendekati-Ku sejengkal maka Aku mendekatinya sehasta, jika dia mendekati-Ku
dengan berjalan maka Aku mendekatinya dengan berlari.’” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Artikel ini menarik sekali untuk
semua wanita yang sudah menikah dan mempunyai suami, semua ku ktip dari mbak
Nurisma Fira. Semoga semua bunda makin sering “mengaca diri” semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar